![]() |
Shanti. 20th. K162 WH. |
Sendiri,
Aku tak ada arti
Sendiri,
Aku bisa mati
Tapi kita,
akan terus hidup
Melangkah, Bernafas dan Yakin.
Sendiri,
Aku bisa mati
Tapi kita,
akan terus hidup
Melangkah, Bernafas dan Yakin.
Mari melanjutkan cerita sebelumnya, yang belum tahu bisa baca di sini ya :)
Goa Walet 2950 mdpl
Kami bermalam disana dengan udara yang teramat sangat sejuk. Gue yang awalnya mau nyoba untuk ngga pake jaket sampe tidur, akhirnya kedinginan juga. Misi kedua pun gagal.
Kondisi Shinta belum keliatan membaik. Para lelaki pun mulai memasang tenda yang mereka bawa. Tenda selesai dibuat, Shinta pun langsung masuk ke dalam kandang, beruntung sebelum berangkat temen blogger gue nawarin Sleeping-Bag nya untuk gue bawa dan itu bener-bener bermanfaat. Terimakasih ya :)
Malam semakin dingin, wanita masuk ke dalam tenda untuk istirahat. Perut gue nge-band disaat para wanita udah mulai tidur. Gue pun langsung keluar dan minta dimasakin makanan ke orang-orang yang masih pada ngerumpi di depan tenda.
Masakan jadi, gue yang sempet tidur lumayan kaget sama teriakan manusia dari luar tenda. Dengan terpaksa gue bangunin penduduk tenda yang lain, dan alhasil kami berlima menyantap makanan dengan kondisi mata yang setengah merem.
Setelah makan, kami tidur kembali dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada mamang-mamang yang masakin makanan untuk kami.
TERIMAKASIH!!!!!!
03.00 waktu setempat yang gue buletin biar gampang
Suara dari luar tenda masih berisik, para lelaki dari Cirebon itu ternyata masih ngerumpi. Dan yang mengganggu adalah ternyata mereka ngerumpi-in ibu-ibu PKK alias para wanita -____-"
Gue mulai kedinginan, kelaparan dan pengen pipis. Satu yang gue pengen, Api unggun!
Berharap diluar ada orang, gue pun memutuskan untuk keluar tenda jam setengah 4 pagi.
Jengjeeeeeng....... GA ADA ORANG MEEEENNN....!! Apalagi api unggun....
Kenyataan itu cukup bikin gue panik dan bikin buru-buru masuk tenda lagi -__-"
Di dalem tenda gue cuma bisa copot-pasang kaos kaki yang ternyata ngga bisa bikin kaki gue hangat. Bertahan dengan kondisi perut kelaparan dan mencoba untuk kembali tidur lagi.
Pukul 5 pagi
Alarm manusia berbunyi, bukan nyanyian atau teriakan. Tapi Bersin.. Bersin 3x berturut-turut dengan volume yang lumayan bikin kesel orang-orang sekitar yang lagi enak tidur.
Tapi berkat itu, semua penduduk bangun dan keluar tenda sambil kedinginan.
"AYO MUNCAK.... LIAT SUNRISE...!"
"aku ga perlu muncak untuk dapat melihat keindahan matahari terbit, melihat senyumanmu saja itu sudah cukup"
#eaaa #maapOOT
Langit mulai terang, kami meneruskan perjalanan menuju puncak. Shinta yang masih sedikit pusing mulai ngga yakin sama dirinya sendiri.
Tapi setelah dirayu, dia akhirnya mau untuk terus berjalan menuju puncak meskipun medannya lumayan terjal dan penuh batu.
"PUNCAAAAAAK!!!!!!!"
Kami berhasil! Senyuman bahagia terpancar di semua wajah.
Kami semua, bersama dan berhasil mencapai puncak Gunung Ciremai :)
Hasil photo session di puncak:
![]() |
Kiri-kanan: Shanti, Anatesia, Athifah, Intan, Shinta. Mahir, Mamduh, Somat, Aji Tidur: Agi |
![]() |
Jakarta dan Semarang |
![]() |
Rombongan Jakarta |
![]() |
kembaran yang gue temukan di kawah Ciremai |
![]() |
Abang yang dulu hilang, kini dia tlah kembali pulang #MAAF,bukanPenggemarMissBand |
![]() |
Tetep narsis di sisa baterai |
Di saat-saat terakhir berada di puncak, gue, Shinta dan bang Jajang sengaja minta ke temennya untuk mengambil foto kami. Tetapi setelah dilihat, ternyata ada sesosok makhluk yang ikutan difoto.
![]() |
penampakan di puncak ciremai. DIA SIAPA??? |
Terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya. Semua akan semakin terasa indah jika kita bersama dan saling memberi.
bersambung....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussekedar saran,lain kali kalo naek gunung lagi,
BalasHapuspas mau tidur biar kaki ga kedinginan,sebelum pake kaos kaki ,pake kantong kresek dulu...baru di double pake kaos kaki.
okenuhun
oooh, begitu toh. okeh, makasih bang sarannya :)
Hapus