Langsung ke konten utama

Mt. Ciremai 3.078 Mdpl

Kami bersama
Menyusuri tempat ini
Berusaha untuk terus Melangkah,
Bernafas,
Dan Yakin.





Terimakasih atas kebersamaannya
Shinta, Athifah, Anatesia, Intan, Somat, Mamduh, Aji, Mahir, Agi, Bang Jajang, Enggun, A'Rivan, A'Adit, A'Lekoy, A'Oyot.

7-9 September 2012.
Ini cerita tentang pengalaman gue mendaki gunung bareng orang-orang yang baru pertamakali ketemu.
Kami dari beberapa daerah yang berbeda. Ada yang dari Depok, Bekasi, Bogor, Semarang, Bandung, Cirebon, dan Majalengka.

Awalnya temen SMP gue (Athifah) ngajakin ke Ciremai pake jalur Palutungan, Kuningan. Tapi karena kondisi hutan yang lagi kebakaran dan terpaksa ditutup untuk pendakian, Jadinya pendakian kami lewat jalur Apuy, Majalengka. Jalur ini sebenernya merupakan jalur pendakian akbar SMA tiap tahunnya.

Gue yang pernah tinggal di Majalengka selama 3 tahun sebenernya seneng banget pas dikasih tahu kalo pendakiannya lewat Majalengka. Meskipun waktu Lebaran udah pulang kampung, paling ngga gue bisa ngeliat lagi keindahan kota Majalengka yang lagi puber itu untuk kedua kalinya dan kembali mengingat kenangan masa lalu #ehmaapOOT.

Persiapan pendakian dimulai dari jam 3 malam di salah satu tempat bimbingan belajar di daerah Kabupaten Cirebon. Kami berangkat ke Argalingga sekitar pukul 3.30 waktu setempat. Beruntung salah satu kenalan punya temen yang biasa nyewain mobil pick-up untuk ke daerah Argalingga.
14 orang berangkat naik Pick-up dan 2 orang lainnya naik motor vespa yang beneran kece badai. Perjalanan sekitar 2 jam, karena hari masih pagi dan udara cukup dingin, sebagian penumpang di belakang terserang penyakit masuk angin dan kedinginan, termasuk gue.

Sesampainya di Argalingga, para lelaki mulai mengisi persediaan air di rumah penduduk. Didaerah sana airnya seger banget alias dingin banget. Pokonya kalo kata sahrini mah SESUATU deh.

6.30 waktu setempat
Kami memulai perjalanan dari rumah penduduk, tidak lupa sebelum berangkat kami berdoa dulu supaya diberi kelancaran perjalanan.
Awal perjalanan, gue berada di depan. Bukan karena gue tau jalan, tapi kali ini gue punya keyakinan sendiri

"gue akan berada didepan selama gue sanggup karena gue tau pada akhirnya gue akan dibelakang"

istirahat pertama

Istirahat pertama, semuanya masih terlihat sehat dan bersemangat.

Perut terisi dan mata mulai ngantuk. Perjalanan kembali diteruskan, pos demi pos kami lewati dengan istirahat yang cukup. Isi tas yang awalnya penuh pun bebannya mulai berkurang.
"Beban di tas berkurang, tapi beban tubuh bertambah"

Di pos 5, satu pos sebelum goa walet kami istirahat sekitar 2 jam. Gue yang bisa nemuin tempat nyaman pun bisa tidur sebentar meskipun sinar matahari yang mulai terasa panas di tubuh ngeledek gue dengan pancaran sinarnya yang pas kena hati muka.

Aji. 20th. Korban kelaparan -___-"
Istirahat sing wareg :)

Dari sana kami lanjut jalan lagi, awal niat sih pengen ngeliat sunset di goa walet tapi apa daya tubuh tak sanggup. Napas gue mulai pendek, kaki mulai terasa berat untuk diangkat. Sepanjang jalan tiba-tiba gue inget sama nasihat senior di SMA, dan kejadian-kejadian pendakian akbar Ciremai beberapa tahun yang lalu.

"Ini kali kedua, jangan buang-buang waktu, gue kesini demi satu tujuan yang sama yaitu PUNCAK.
 GUE BISA!! GUE SANGGUP!!"

Pikiran mulai melayang, perut sakit gara-gara kembung.
Ya, gue termasuk orang yang ga bisa hidup tanpa kentut tiap harinya. Mungkin kentut itu udah termasuk hobi bagi gue.
Alhasil, sepanjang jalan menuju Goa Walet gue lebih terlihat waspada, liat depan dan belakang, daaan..........
Gas dalam perut perlahan berhasil keluar, perut pun jadi sedikit lebih enakan, beban tubuh berasa sedikit enteng. Tapi tenang aja, ampasnya ga ikut keluar ko, dijamin! :D

Berhasil ga pake jaket sampai sini! *joged tori-tori*
Medan semakin curam.
Baiklah, anggap aja latihan panjat tebing!
Gerakan beraturan yang gue lakukan, perhatikan medan - cari pegangan - cari pijakan - angkat badan - angkat kaki - nafas. 
Hebat beungeud medannya 
"Terimakasih atas uluran tangannya, tapi selagi saya mampu saya akan mencoba untuk berusaha sendiri."

Matahari mulai terbenam.... teletubies berpeelukaaaan......
Kembaran gue masih dibelakang bersama pasangan, awalnya pengen nunggu tapi karena terlalu lama gue pun memutuskan untuk terus naik ke Goa walet dengan disinari lampu senter.
Sebenernya jalanan ga terlalu gelap, tapi tetep aja gue parno sama lingkungan sekitar. Bukan karena sesuatu yang ga keliatan, tapi karena gue emang lumayan takut gelap.

12 jam, waktu tempuh gue menuju Goa Walet. Orang-orang yang udah nyampe lebih dulu, udah pada bederet rapi di samping api.
Ga lama, Shinta dan pasangan dateng. Ternyata kembaran gue yang satu itu kena penyakit gunung.
Dulu, pas ke Tampomas gue yang sakit dan sekarang ke Ciremai giliran Shinta yang sakit, beruntung ada pacarnya yang terus ngebantuin Shinta. Makasih mas Enggun :)

Saling memunggungi? entah apa yg mereka lakukan
Bersambung........

Komentar

Posting Komentar

silahkan tinggalkan jejak anda ^.^b

Postingan populer dari blog ini

LEPASKANLAH

Beberapa hari terakhir kenyataan bahwa pandemi ini makin menakutkan. Beberapa orang yang saya kenal mengabarkan berita duka.  Meski hanya satu kali bertemu tapi tetap saja rasa kehilangan itu ada. Rasa ketidak percayaan dan rasa kekecewaan.  Dibalik itu ada orang orang yang berusaha untuk tetap menguatkan.  Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita kehidupan kami. 

Catatan Pendakian Gn. Lawu 3.265 Mdpl via Cemoro Sewu Jawa Timur (I)

2 April 2015 Once a year, go someplace you've never been before - Dalai Lama Jantung dag dig dug..  Nanti malem mau berangkat ke Jawa Timur, pertama kalinya pergi ke luar Jawa Barat.  Persiapan udah lumayan mateng sih tinggal di cek en ricek lagi aja..  Hubungin sana sini dulu kali aja ada yang lupa kalo nanny Shanti mau pergi jauh.  Anter-anterin pesenan galon dan ngambil pesenan siomay dulu, supaya pas di jalan ga ada omelan-omelan lewat telpon gegara pesenan galon belom dikirim.

KEMBAR YANG (MAUNYA sih) TERTUKAR !

"eh, kembar ya?" "lah, ko mirip. kembar tah?" "waah, kembar. Kakaknya yang mana? sering berantem gak?" kembaran saya seharusnya salah satu dari merekaaaaaaa!!!!! --___-- Ini postingan peterpan serius loh. Beneran, nyata, asleee 100% tanpa formalin, borax, atau pewarna buatan.