![]() |
Shanti, Athifah, Intan (Abang) Jajang, Somat, Aji |
Semangat pagi pembaca, untuk kesekian kalinya saya mau membahas mengenai perjalanan saya dan teman-teman yang pada tanggal 9 Maret 2013 kemarin (akhirnya) berhasil reuni di gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat.
Awalnya yang ikut ada 8 orang, tapi karena berbagai hal 2 orang tidak bisa ikut pergi ke Garut dan hanya bisa melihat foto-fotonya saja.
Kami memulai keberangkatan dari Depok pukul 9 pagi (padahal perjanjiannya berangkat pukul 8).
Berhubung Aji membawa kendaraan, kami tidak perlu lama-lama menunggu bus di terminal. Sebelum menuju Garut, kami menjemput Bang Jajang ke Bandung. Perjalanan kurang lebih 2 setengah jam menuju Bandung.
Kami menunggu Abang di daerah Pasteur, tidak jauh dari pintu tol.
Sekitar pukul setengah 2, kami melanjutkan perjalanan menuju Garut. Perjalanan lumayan lancar menuju Garut karena memang kebetulan kami berangkat hari Jumat. Perjalanan menuju Garut terasa singkat, mungkin karena sepanjang jalan mata saya terus tertuju ke pemandangan sekitar yang sayang untuk dilewatkan.
Setelah 3 jam perjalanan, jalan yang kami lewati mulai tidak 'mulus' banyak lubang besar, bebatuan dan tumpukan pasir di tengah jalan. Aji yang menjadi driver pun memutuskan untuk istirahat sebentar sekalian mendinginkan mesin mobil.
Sambil menyelam minum air, sambil mendinginkan mobil foto-foto yang banyak.
Setelah cukup puas mengambil foto di sana, kami baru sadar kalau ternyata pos kedatangan hanya beberapa meter dari tempat kami berhenti. Kami pun langsung berjalan kesana.
Dan apa yang terjadi?
Kami kagum dengan tempat itu, INDAH pake BANGET!!!!!
Ini pertama kalinya kami ke Papandayan, dan sama sekali tidak mengecewakan.
Sempat foto-foto sebentar di sekitar pos kedatangan, dan kami baru sadar kalau saat itu sudah pukul setengah 6 dan artinya kami tidak bisa melanjutkan perjalanan ke puncak Papandayan malam itu.
Karena tidak ingin mengambil resiko, kami pun memutuskan untuk mendirikan tenda di belakang mobil. Meskipun terlihat aneh, tapi ternyata kami tidak sendiri semakin malam banyak rombongan yang datang dan mendirikan tenda di sekitar parkiran.
Di belakang pos kedatangan ada sejenis sungai kecil yang airnya terlihat coklat-karat dan rasanya sepet-sepet. Meskipun hanya untuk berkumur, rasa airnya masih menempel beberapa menit. Pemandangan sekitar sungai pun sangat indah, dari sana dapat terlihat jelas hamparan kawah yang berada tidak jauh dari sungai kecil.
![]() |
sandal jepit loper |
Hari semakin gelap dan perut semakin lapar. Kami (rombongan Depok) tidak membawa makanan matang, beruntung Abang mempersiapkan nasi dan ikan asin dari rumahnya. Jadi, kami hanya perlu membeli "bala-bala" (bakwan) dari warung sekitar.
Pukul 8 malam, udara mulai terasa dingin. Kami kembali ke parkiran dan membuat api unggun. Sekitar dua jam kami berbincang dan membuat rencana perjalanan besok pagi. Mata saya mulai berat, pakaian mulai bau asap. Para wanita memutuskan untuk masuk ke tenda dan istirahat.
Hingga pukul 12 malam, saya masih belum bisa tidur. Suara di luar semakin ramai karena rombongan lain banyak yang berdiskusi dan bercanda satu sama lain dengan volume suara yang dapat terdengar jelas oleh saya. Saya pun memutuskan untuk mengubah posisi tidur - bergeser ke samping Athifah. Akhirnya saya bisa tidur selama 1 setengah jam.
Ya, hanya berhasil tidur 1 setengah jam, karena pukul 1.30 waktu ponsel, tiba-tiba Intan membangunkan kami untuk packing. Setelah saya pertegas kalau saat itu baru pukul setengah 2 malam, Intan kembali tenang dan menyuruh kami tidur lagi. *batu mana batu??* (=___=")
Intan dan Athifah kembali tidur, TAPI...... saya sama sekali tidak bisa melanjutkan tidur beserta mimpi indahnya.
*colek-colek "Peh, pindah yuk ke mobil. Dingin, ga bisa tidur lagi ini"
Tifah langsung bangun dan berusaha membuka tenda... "BRR............"
"DINGIN BANGEEEEETT........."
Athifah langsung berlari menuju mobil dan membuka pintu tengah. Aji yang ada di mobil, keluar dan berlari ke tenda.
"ini kenapa malah tukeran?"
"Di mobil penuh shan. Gue di tenda aja deh" Athifah berlari lagi dan masuk ke dalam tenda.
"LAH????? KENAPA PADA NINGGALIN GUE SENDIRIAAAAN??"
Saya yang mulai kebingungan, memutuskan untuk masuk ke mobil dan berharap bisa melanjutkan tidur dan mimpi indah yang tadi ter-penggal.
Tanpa sadar, ternyata saat itu sudah pukul 4. Saya mulai panik, karena masih belum bisa melanjutkan tidur sedangkan rencananya kami akan berangkat ke puncak Papandayan mulai pukul 6 (=___=!)
60 menit terlewati, saya masih belum bisa tidur. Sedangkan yang lain masih tertidur dengan sangat NYENYAK.
Pukul 5 pagi, rencananya semua mulai packing dan pukul 6 perjalanan dimulai. Tapi pada kenyataannya, hanya saya yang sibuk membangunkan 2 makhluk yang ada di dalam mobil.
Abang yang tidur sambil duduk di bangku tengah, mulai tersadar dan bahkan memulai perang polusi angin dan suara a.k.a perang kentut.
Somat yang tidur di jok belakang, masih tertidur nyenyak meskipun wajahnya telah beberapa kali saya sinari dengan lampu senter.
"KENAPA SEMUA ORANG PADA PINGSAAAAAN????"
60 menit terlewati (lagi). Tapi kali ini Abang sudah terbangun dan kembali memulai 'perang' agar saya bangun dan bersiap-siap untuk memulai perjalanan.
"BANGUN?? Tidur saja BELUUUUM"
Pukul 6 pagi, rombongan dan para penjaga mulai berisik dan terus berusaha membangunkan rombongan lain yang masih tertidur di dalam tenda. Somat, Athifah, Intan, Aji mulai bangun satu per satu.
Udara terasa sejuk, rombongan lain sudah memulai perjalanannya, kami pun tidak ingin kalah dan langsung melanjutkan perjalanan kami yang sempat tertunda.
Bersambung......
Komentar
Posting Komentar
silahkan tinggalkan jejak anda ^.^b